Jumat, 22 November 2024

KIB Perlu segera Mendeklarasikan Bakal Capres 2024 untuk Mempertegas Posisi Politiknya

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Pimpinan Partai Golkar, PAN dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), melakukan pertemuan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (6/11/2022). Foto: Istimewa

Partai Amanat Nasional (PAN) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mulai memberikan sinyal mengusung Ganjar Pranowo dan Erick Thohir sebagai bakal calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang dijagokan untuk berkompetisi pada Pemilu 2024.

Sementara itu, Partai Golkar masih berupaya mengusung Airlangga Hartarto sebagai capres.

“KIB ini kan terdiri dari tiga partai politik. Golkar sudah jelas akan mengusung Airlangga Hartarto sesuai dengan mandat Munas Golkar,” ucap Tantowi Yahya Juru Bicara Partai Golkar, Senin (27/2/2023).

Ari Nurcahyo Direktur Eksekutif PARA Syndicate menilai Golkar sebagai partai besar yang menempati papan atas hasil Pemilu 2019 memang sepatutnya mengajukan kader internal sebagai capres.

“Karena posisi tiga besar, Golkar harus punya capres atau cawapres. Karena PDI Perjuangan sudah pasti akan mencalonkan, Gerindra sudah memandatkan Prabowo. Golkar sebagai jangan sampai kalah,” katanya di Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Dia melanjutkan, Golkar mempunyai tanggung jawab politik sebagai partai besar papan atas untuk mencalonkan kadernya di Pilpres 2024.

“Golkar menduduki peringkat ketiga dalam berbagai survei. Golkar mempunyai kepercayaan diri dan peluang politik untuk segera mendefinisikan calon dari Golkar untuk didiskusikan dengan KIB,” imbuhnya.

Supaya tetap solid, Ari mendorong KIB segera mendeklarasikan capres dan cawapres.

“Sejauh ini sudah dua yang siap maju, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Sekarang tinggal menunggu PDIP. Makanya posisi KIB harus diperjelas dengan pencapresan,” tambahnya.

Golkar juga harus memainkan peran sebagai motor dalam koalisinya karena tanggung jawab politik sebagai partai besar.

“Partai urutan tiga besar kalau hanya jadi pengikut tentu harga diri politiknya Golkar dipertanyakan,” sebutnya.

Dukungan untuk Airlangga sebagai bakal capres juga disampaikan Lili Romli Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

“Saya setuju dengan pendapat Pak Tantowi. Sebaiknya Ketum Golkar maju sebagai capres. Ini kan dalam rangka mendapatkan coat tail effect. Apalagi Pak Airlangga memiliki pengalaman sebagai negarawan mau pun politisi dan ekonom. Dia punya banyak pengalaman termasuk yang sebagai Menko Perekonomian,” jelas Lili.

Di sisi lain, berdasarkan hadil survei Litbang Kompas, justru elektabilitas Ridwan Kamil, anggota baru Golkar yang menanjak.

“Kalau Ketum Golkar tidak maju capres atau cawapres, bisa kandidat lain dari internal Golkar, misalnya Kang Ridwan Kamil. Hasil survei elektabilitas RK relatif bagus,” tandasnya.(rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs